Penangkal petir dibutuhkan oleh suatu gedung atau bangunan yang cukup tinggi untuk menghindarkan dari bahaya dan kerusakan akibat tersambar petir. Dengan memanfaatkan sifat petir yang akan menyambar bagian tertinggi, maka penangkal petir biasanya dipasang di bagian atas atau atap bangunan. Cara kerjanya secara garis besar adalah dengan mengalirkan aliran listrik dari batang penangkal untuk dialirkan ke dalam tanah. Namun untuk membentuk instalasi ini tentu tidak sederhana dan membutuhkan keahlian khusus. Mengingat pentingnya penangkal petir ini, untuk instalasinya biasanya dikerjakan oleh ahlinya seperti kontraktor ME.
Selama ini mungkin Anda hanya pernah melihat tombak penangkal petir di atas-atas bangunan. Tapi tahukah Anda bagaimana bisa batang tombak yang kecil mencuat di atas bangunan tersebut bisa menyelamatkan bangunan dari sambaran petir? Simak ulasan berikut untuk menambah pengetahuan Anda terutama mengenai penangkal petir ini.
Bagian & Cara Kerja Penangkal Petir
Penangkal petir difungsikan untuk membawa muatan listrik dari petir ke bawah tanah sehingga menghindari kerusakan perangkat elektronik di dalam bangunan. Hal ini karena ada penyeimbang arus yang diintegrasikan melalui instalasi penangkal petir atau biasa disebut grounding system. Bagian-bagian dari grounding system ini adalah sbb :
1. Batang penangkal petir. Berbentuk tiang yang dipasang di bagian atas bangunan, berfungsi menyerap aliran listrik dari sambaran petir.
2. Konduktor. Kabel-kabel yang berfungsi mengalirkan arus listrik dari batang penangkal petir menuju bagian terminal dalam tanah. Ada beberapa kabel yang biasanya dibentuk untuk membangun sistem ini.
3. Terminal. Pipa di bawah tanah yang berfungsi meneruskan aliran dari konduktor ke tanah. Biasanya berbentuk pipa tembaga dengan panjang 3-4 meter dan diameter setengah inch.
Berikut adalah skema pemasangannya oleh kontraktor ME untuk membuat komponen dapat bekerja dengan baik :
1. Pemasangan batang penangkal yang berfungsi menyerap aliran petir di tempat tertinggi dari bangunan. Bentuk dari batang penangkal ini terdiri dari 2 jenis, yaitu tunggal dan berbentuk trisula dengan bahan utama adalah batang tembaga yang langsung dihubungkan ke terminal atau pipa tembaga menggunakan kabel. Batang penangkal harus berujung runcing agar dapat memudahkan proses penarikan arus listrik petir.
2. Pemasangan instalasi sub-terminal yang berbahan plat tembaga 5 cm x 20 cm yang mempunyai integrasi dengan terminal di dalam tanah untuk menghindari arus pendek atau korsleting pada perangkat elektronik di dalam bangunan.
3. Pemasangan arester pada sistem instalasi listrik yang langsung dihubungkan ke dalam terminal di bawah tanah menggunakan kabel BC/ NYY ukuran 15 mm, yang difungsikan untuk menurunkan tegangan arus listrik yang berlebih pada jaringan listrik.
4. Pemasangan terminal sebagi penghubung beberapa kabel dari penangkal petir di bagian atas menuju ke bawah tanah dengan menggunakan kabel BC berdiameter 50 mm.
5.Melakukan pengujian, ketahanan sistem pentanahan harus berada sekitar 3 ohm. Oleh karena itu, penanaman pipa terminal jangan dilakukan di bagian tanah yang berpasir ataupun berbatu, karena nilai ketahannya lebih sedikit. Usahakan pemasangan terminal ini dilakukan pada tanah yang memiliki kekedapan tanah yang tinggi.
Untuk cara kerja penangkal listrik ini dimulai ketika muatan listrik negatif telah berkumpul pada bagian awan dan muatan listrik positif dari tanah tertarik ke bagian atas penangkal melalui kabel-kabel yang terpasang pada bagian konduktor. Saat muatan listrik negatif cukup dekat dengan muatan listrik positif di ujung penangkal, maka akan terjadi tarik menarik. Pertemuan kedua muatan listrik tersebut menghasilkan arus listrik yang selanjutnya akan dialirkan melalui konduktor kembali ke dalam pipa terminal di dalam tanah. Sehingga menghindari arus listrik dari petir menyambar bangunan secara langsung dan merusak perangkat elektronik.